PENGARUH DOSIS PUPUK BOKASHI SAPI DAN PENGGUNAAN JENIS MULSA TERHADAP PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis l.) VARIETAS PERTIWI

Pamuji Setyo Utomo

Abstract


Tanaman  kacang  panjang  (Vigna  Sinensis L.)  merupakan  salah  satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai  nilai  ekonomi  yang  cukup tinggi. Kacang  panjang  dapat  dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi sayur. Dalam upaya peningkatan gizi  masyarakat,   kacang   panjang   penting   sebagai   sumber   vitamin dan   mineral. Menurut   Haryanto   (2003), biji kacang panjang mengandung karbohidrat (70,00%), protein (17,30%), lemak (1,50%) dan air (12,20%), sehingga komoditi ini juga merupakan  sumber protein nabati. Selain penting sebagai sayuran dan sumber  protein  nabati,tanaman  ini juga  dapat  menyuburkan  tanah.  Pada  akar kacang panjang terdapat bintil-bintil akar yang berisi bakteri Rhizobium sp. yang dapat menambah nitrogen bebas dari udara dan merubahnya menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui interaksi antara pemberian pupuk bokashi sapi dan penggunaan macam jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang varietas pertiwi.Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret , dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial dan rancangan lingkungan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari dua Faktor, masing-masing faktor terdiri dari tiga kelompok yaitu dengan dosis pupuk bokashi 6 ton/ha, dosis pupuk bokashi 12 ton/ha, dosis pupuk bokashi 18 ton/ha. Faktor kedua terdiri dari jenis mulsa, yaitu mulsa jerami, mulsa perak-perak, dan mulsa hitam-perak, dan dari kedua faktor tersebut dapat dikombinasikan. Pada Penelitian ini Terjadi interaksi sangat nyata antara perlakuan dosis pupuk bokashi dan macam jenis mulsa pada variabel pengamatan : panjang tanaman umur 42 hst, dan terjadi interaksi nyata pada varisabel diameter batang umur 28 dan 42 hst. Terjadi perbedaan pada perlakuan tunggal, yaitu perlakuan mulsa pada variabel jumlah helai daun pada umur 14, 28, dan 42 hst. Tidak terjadi interaksi pada variabel berat polong, jumlah polong, dan panjang polong pada akumulasi panen I - V. Akan tetapi ada perbedaan nyata pada perlakuan tunggal, yaitu perlakuan mulsa pada variable berat dan jumlah polong per tanaman pada akumulasi panen I-V.



DOI: https://doi.org/10.35194/agsci.v11i2.1872

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

AGROSCIENCE INDEXED BY :

    

Fakultas Sains Terapan Universitas Suryakancana, Jl. Pasir Gede Raya-Cianjur, 43216, Telp. (0263) 283579, Email: agroscience@unsur.ac.id 

Agroscience is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.