PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK : PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

zulkifli zulkifli, Bunyamin Maftuh, Elly Malihah

Abstract


Multikulturalisme merupakan salah satu realitas utama yang dimiliki oleh bangsa di Indonesia. Multikulturalisme dapat diartikan bahwa negara memberikan pengakuan adanya keragaman atau kemajemukan pada masyarakatnya. Adanya keragaman ini mestinya menjadi dasar bagi pendidikan yang berkeadaban. Multikulturalisme menjadi landasan budaya bagi kewargaan, kewarganegaraan, dan pendidikan. Resolusi konflik  yang menekankan pendidikan multikulturalisme dalam Pendidikan Kewarganegaraan dipandang memiliki urgensi yang penting karena secara historis bangsa ini telah melewati konflik karena budaya yang cukup pahit. Pendidikan apa pun bentuknya, tidak boleh kehilangan dimensi multikulturalnya, termasuk di dalamnya pendidikan kewarganegaraan, karena realitas dalam kehidupan pada hakikatnya bersifat multidimensional. Demikian juga halnya manusia sendiri pada hakikatnya adalah sebagai makhluk yang multidimensional. Karena itu, pendekatan kepada manusia dan untuk mengatasi problem kemanusiaan yang ada, tidak bisa lain kecuali dengan menggunakan pendekatan yang multidimensional dan di dalamnya adalah pendidikan multikultural. Pendidikan kewarganegaraan untuk Indonesia, secara filosofik dan substantif-pedagogis/andragogis, merupakan pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan pribadi peserta didik agar menjadi warga negara Indonesia yang religius, berkeadaban, berjiwa persatuan Indonesia, demokratis dan bertanggung jawab, dan berkeadilan, serta mampu hidup secara harmonis dalam konteks multikulturalime-bhinneka tunggal ika. Perlu dikembangkan budaya kewarganegaraan Indonesia yang multikultural, yang berintikan “civic virtue†atau kebajikan atau akhlak kewarganegaraan. Kabajikan itu sepenuhnya harus terpancar dari nilai-nilai Pancasila yang secara substantif mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan multikultural. Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan “civic community†atau “civil society†atau masyarakat madani yang multikultural berdasarkan Pancasila.

 


Full Text:

PDF 14-32

References


Azra, A. (2006). Pancasila dan Identitas Nasional: Perspektif Multikulturalisme. Jakarta: Fisip UI, Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D), Brighten Institute Bogor, Kelompok Tempo Media.

Asy’arie, M. (2004). Pendidikan Multikultural dan Konflik Bangsa. dalam harian Kompas, Edisi Jum’at, 3.

Banks, James A. (1993). An Introduction to Multicultural Education. Boston: Allyn and Bacon.

Banks, James A (2001). Handbook of Research on Multicultural Education 2nd Edition. San Fransisco: Jossey Bass.

Budimansyah, D. (2007). “Warganegara Multidimensi Untuk Menghadapi Tantangan Abad Ke-21â€. Makalah pada Seminar Invics. Bandung.

Branson, M. S. (1999). Making the case for civic education: Where we stand at the end of the 20th century. Washingthon: CCE.

Chamim, Asykuri Ibn. (2003). Pendidikan Kewarganegaraan: Menuju Kehidupan Yang Demokratis dan Berkeabadan. Jakarta: Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Cholisin, C. (2004). Konsolidasi demokrasi melalui pengembangan karakter kewarganegaraan. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 1(1).

Center for Indonesia Civic Education. (1999). Democratic Citizens In a Civic Society: Building Rationales for the 21 Century’s Civic Education. Bandung.

Cogan, J. J., & Derricott, B. J. (1998). Multidemensional Civic Education.

Cogan, J. J. (1999). Developing the civic society: the role of civic education. Bandung: CICED.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Djahiri, A. K. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. LP3 IPS FKIS IKIP Bandung.

Fadjar. A. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas: Tinjauan Praksis. Makalah pada Seminar Nasional dan Rakernas Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung.

Hefner, R. W. (2007). Politik Multikulturalisme-Menggugat Realitas Kebangsaan. Kanisius.

Maslikhah, Q. V. P. M., (2007). Rekonstruksi Sistem Pendidikan Berbasis Kebangsaan. Salatiga: STAIN Salatiga Press bekerjasama dengan JP Books.

Nasikun. (2007). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapriya dan Winataputra, Udin S. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Saputra, L. S. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme. PT Grafindo Media Pratama.

Saputra, L.S. (2007). “Refleksi Terhadap Pembelajaran PKn: Kajian Terhadap Pembelajaran PKn Sebagai Pembelajaran Multikulturalâ€. Makalah pada Seminar Invics. Bandung.

Soemantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Kerjasama Program Pascasarjana dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. (2004). Multikulturalisme: Tantangan-Tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.

Tilaar, H.A.R. (2006). Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R.. (2007). Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahab, A. A. (1996). Politik Pendidikan dan Pendidikan Politik: Model Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia Menuju Warga Negara Global. IKIP. Bandung.

Wahab dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Yaqin, Ainul. (2005). Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.

https://nasional.tempo.co/read/668047/konflik-yang-dipicu-keberagaman-budaya-indonesia diakses 10 April 2020




DOI: https://doi.org/10.35194/jpphk.v10i2.1049

DOI (PDF 14-32): https://doi.org/10.35194/jpphk.v10i2.1049.g978

JPPHK (Jurnal Pendidikan Politik, Hukum Dan Kewarganegaraan) INDEXED BY :

   

Â