PENGHAPUSAN REMISI BAGI KORUPTOR DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

Hilman Nur

Abstract


Corruption in Indonesia has been categorized as an extraordinary crime (extraordinary crime) for devastating, not only the country's financial and economic potential of the country, but also has destroyed the pillars of socio-cultural, moral, political and legal order or national security. With the incredible title, then appeared the discourse for the removal of remission for corruption, so it is then reap the pro and contra among the people.As for the identification of the problem in writing this article the author limit as to whether the abolition of remissions for the corruptors is in conformity with the existing laws, or actually even contrary to human rights. The method used in this study using normative juridical approach, the research done by basing on literature data or secondary data. Based on these results, that the abolition of remission to criminals is not in accordance with the rules of the applicable legislation, especially Regulation No. 12 Year 1995 on Corrections, particularly clause 14 subsection (1) points i, which states that "Prisoners are entitled to a reduction in criminal past (remission)". Therefore, if the Government intends to provide a more powerful deterrent effect against criminal act of corruption, then the Government should first rule synergize legislation governing the granting remission to prisoners, so there is no overlapping policies.
Keywords: Corruption, Remission, Objective Punishment.

Full Text:

PDF

References


A. Buku.

A. Mukhtie Fadjar, Tipe Negara Hukum, Bayumedia Publishing, Malang, 2005.

Abdul Latif, Fungsi Mahkamah Konstitusi Dalam Upaya Mewujudkan Negara Hukum Demokrasi, Total Media, Yogyakarta, 2007.

Abu Fida‟ Abdur Rafi‟‟, Terapi Penyakit Korupsi dengan Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa), Republika, Jakarta, 2006.

Andi Hamzah dan Siti Rahayu, Suatu Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan Di Indonesia, Akademiko Pesindo, Jakarta, 1983.

Dwidja Priyatno, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, Cet. 2, PT. Refika Aditama, Bandung, 2009.

Barda Nawawi Arief dan Muladi, Pidana dan Pemidanaan, F.H, Unsoed, Purwokerto, 1983.

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara, Cetakan Keempat, Genta Publishing, Yogyakarta, 2010.

Brian Z. Tamahana, On the Rule of Law, History, Politics, Theory, Cambridge University Press, 2004.

CI. Harsono, Sistem Baru Pembinaan Narapidana, Djambatan, Jakarta, 1995.

H.W.R. Wade, Administrative Law, Third Edition (Oxford: Clarendon Press, 1971).

Karl O. Christiansen, Some Consideration on the Possibility of a Rational Criminal Policy. UNAFEI No. 7, 1974.

Liona Nanang Supriatna, The Implementation of Internasional Hukum Rights Law in The Internasional Legal System, Johannes Herrmann Verlag, Gieben, 2008.

Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum Studi Tentang Prinsip-prinsipnya dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini, Cet. II, Prenada Media, Jakarta, 2003.

Muladi, Lembaga Pidana Bersyarat, Alumni, Bandung, 1992.

Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern (Rechtstaat), Refika Aditama, Bandung, Cetakan Kedua, 2009.

N.E. Algra dan H.C.J.G. Jansen, Rechtsingang Een Orientasi in Het Recht, H.D. Tjeenk Willink bv, Groningen, 1974.

P.J.P. Tak, Rechtsvorming in Nederland, Samsom H.D. Tjeenk Willink, 1991.

Padmo Wahyono, Pembangunan Hukum DI Indonesia, Ind-Hill Co, Jakarta, 1989.

Petrus Irwan Panjaitan Dan Pandapotan Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatan Dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.

Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam Penegakan Syariat Dalam Wacana Dan Agenda, Gema Insani, Jakarta, 2003.

B. Peraturan Perundang-Undangan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang No. 23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.

Undang-Undang No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

C. Internet, Kamus, Majalah, Jurnal, koran dll.

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an, Jakarta, 1971.

A. Hamid S. Attamimi, Teori Perundang-Undangan Indonesia, Makalah pada Pidato Upacara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap di Fakultas Hukum UI Jakarta, 25 April 1992.

Ajarotni, Suradji, dan Theodrik Simorangkir (Editor), Penelitian Hukum tentang Aspek Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Jakarta, 2008.

Anton baker, dalam St. Harum Pudjiarto, RS, Hak Asasi Manusia Kajian Filosofis dan Implementasinya Dalam Hukum Pidana di Indonesia, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, 1999.

Bambang Poernomo, Perspektif Hukum Pelaksanaan Pidana Berdasarkan Pengayoman, Makalah Seminar, Pascasarjana UGM, Yogyakarta, 22 September 1990.

Jimly Asshiddiqie, Cita Negara Hukum Indonesia, Pidato Orasi Ilmiah Pada Wisuda Sarjana Hukum Fakultas Hukum Sriwijaya Palembang Tanggal 23 Maret 2004, dimuat dalam Jurnal Hukum Simbur Cahaya No. 25 Tahun IX Mei 2005.

M. Abdul Kholiq, “Eksistensi dalam Peradilan Korupsi di Indonesiaâ€, Jurnal Hukum, No. 26 Vol 11 Mei 2004.

Sigit Setyadi, Kebijakan Pemberian Remisi Kepada Narapidana Di Yogyakarta, Tesis, Program Magister Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Soetanto Soepiadhy, Gerakan Indonesia Patut, Mingguan Opini Kolom Suara Sejati, Edisi 10 Tahun I tanggal 18-16 September, Jakarta, 2005.

Vide Al-Qur’an, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur‟an, Jakarta, 1971.




DOI: https://doi.org/10.35194/jhmj.v1i2.40

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Hukum Mimbar Justitia INDEXED BY :

/