MENYOAL KEPASTIAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT MELAYU ASLI: KAWASAN PESISIR KEPULAUAN REMPANG, BATAM BERDASARKAN KONSEPSI HUKUM AGRARIA NASIONAL

Ridha Wahyuni, Taupiqqurrahman Taupiqqurrahman, Ulfia Hasanah

Abstract


The absence of legal certainty regarding the status of control and ownership of land by the indigenous Malay Rempang community means this condition has the potential to cause land ownership conflicts between the indigenous Malay community and the local government. On the one hand, the government claims that all land in the Batam authority area is state land so that the state has the authority to use it based on Management Rights status, but on the other hand, the community insists that the land they have lived on is the land inherited from their ancestors. If we refer to the concept of land control by the state based on the UUPA then the state in this context is only the party given the authority to regulate and determine land ownership rights and ownership of land rights can only be given to the community, including the rights of indigenous people. Therefore, the native Malay Rempang people who have lived for a long time on their ancestral land must receive protection from the government. The formulation of the problem in this research is; "Whether the native Rempang Malay community in the Rempang coastal area is an indigenous people and what form of protection of land rights for the Rempang native Malay community is based on the concept of national agrarian law." The method used in this research is juridical-informative with a descriptive-analytical approach, using secondary data. The results of the research show that the indigenous Malay community who inhabit the Rempang coastal area can be categorized as a customary law community because their existence fulfills the elements of a customary law community in accordance with applicable legislation so that it is an obligation for the local government to carry out further identification and verification. in order to provide recognition and confirmation of their existence as indigenous people who have legal relations with their customary rights.

Keywords: Indigenous People, Land, Rights Protection.


Full Text:

PDF

References


A. Buku.

Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I, Cetakan ke delapan belas, (Jakarta: Djambatan, 1999).

Soerjono Soekanto dan Mamudji, Sri Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2019).

Maria S.W Sumardjono, Tanah dalam Persepektif Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya,(Jakarta: Kompas, 2008).

Soemitro, Hanitijo, Ronny,Metodologi Penelitian Hukum,(Jakarta;Ghalia Indonesia, 1985).

Tim Peneliti STPN, Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat dan Body Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan, (Yogyakarta: STPN Press, 2015).

B. Perundang-Undangan.

Undang-Undang Dasar 1945;

Tap MPR No IX/MPR/2001 Tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Agraria Nasional;

Undang-Undang No. 5/1960 Tentang Pokok-Pokok Agraria;

Undang-Undang No. 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Undang-Undang No.23/2014 Tentang Pemerintah Daerah;

Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Peraturan Pemerintah No. 24/1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

Permendagri No. 52/2014 Tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat.

C. Jurnal.

Abd Haris, Faradila Yulistari Sitepu, Syarifa Lisa Andriati,(2021), Analisis Yuridis terhadap Dualisme Kepemilikan Hak Guna Bangunan diatas Hak Pengelolaan sebagai Aset Pemerintah Kota Medan (Sengketa Tanah di Kecamatan Medan Petisah),Jurnal Delega Lata, Vol. 6, No.2, https://ojs3.umsu.ac.id/index.php/delegalata/article/view/5965/5801.

Andi Aco Agus,(2017), Eksistensi Masyarakat Adat di dalam Kerangka Negara Hukum

Indonesia,Jurnal Sosiologi Pendidikan Sosiologi, Vol. 4, No.1,http://eprints.unm.ac.id/12438/.

R. Yando Zakaria, (2014), Kriteria Masyarakat (Hukum) Adat dan Potensi Implikasinya Terhadap Perebutan Sumber Daya Hutan Pasca Putusan MK Nomor 35/PUU-X/2012 (Studi kasus Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur) Jurnal Transformasi Sosial, No. 33, https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/34226417/Kriteria_Masyarakat_Hukum_Adat_dan_Potensi_Implikasinya_terhadap_Perebutan_Sumberdaya_Hutan_Pasca-Putusan_MK_Nomor_35_PUU-X_2012-libre.pdf?1405624261=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DKriteria_Masyarakat_Hukum_Adat_dan_Poten.pdf&Expires=1696038993&Signature=clZzb2knuHnyCVu27IANdG0VPJwqLrfxJCNmaFyv0Q7Ljj-TrhcmW1D7jTLmxIYz56l6GYqXsKUQCgRtgZ5Df3vwcEbV0xQ1Hn59U86DOsqGW5Cjb~t7z0QllCaTM8YgZQPr7EAZVKG-7GN0TkkqnHVD6zGYOtWf10u3iM9zi0XxdERGvbUxWaFSinp5~YAy~7Y-mXBIpNoTyGO8nbigjctg0wXK4k23Im5HovKvqRXcdMHLPZ~GW4wxXdfdjHHDe7vQZ73Gdl2pdFhmSShg0I2VroXPcktLWNPAb~cZbcqM1ezyTGeAhcVSu8jF~cVOvMRMa6UQJJToZBZgkQmj3A__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA.

R. Yando Zakaria,(2016) Strategi Pegakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat (Hukum) Adat: Sebuah Pendekatan Sosio-Antropologis,Vol.2, No.2, Jurnal Agraria dan Pertanahan, BHUMI, https://jurnalbhumi.stpn.ac.id/JB/article/view/66.

Dian Cahyaningrum, (2022), Hak Pengelolaan Tanah Ulayat Masyarakat Hukum Adat Untuk Kepentingan Investasi, ,Jurnal Negara Hukum, Vol.13, No.1,

Hayatul Islami, Pengakuan dan Perlindungan Hukum Hak Masyarakat Adat Atas Tanah Ulayat di Dalam UUPA dan Pembaharuan Hukum Nasional,Vol.3, No.1, 2012, Jurnal Ilmu Hukum UNRI, https://jih.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIH/article/view/1024/1017.

Indah Sari, (2017),Hak-hak atas Tanah Menurut Hukum Pertanahan di Indonesia Menurut Undang-Undang Pokok Agraria, Jurnal Mitra Manajemen, Vol.9, No.1,

https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jmm/article/view/492.

Jabarudin dan Karmila,(2022), Kewenangan Pemerintah Daerah Untuk Penetapa Tanah Ulayat Dalam Peraturan Daerah, Jurnal Sebatik, Vol.1, No.3, https://publish.ojs-indonesia.com/index.php/SIBATIK/article/view/25.

Mirna Novana Ardini dan Iga Gangga Santi Dewi,(2020),Perlindungan Hukum bagi Pemegang Hak Atas Tanah yang Tanahnya Berasal dari Hak Pengelolaan, Jurnal Gema Keadilan, Vol.7, No. 3, https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/view/9579.

Reli Jevon Laike,(2019) Probelema Pengakuan Hukum Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, Jurnal HIBUALAMO, Vol. 3, No. 1, http://journal.unhena.ac.id/index.php/sosialkependidikan/article/view/38/40.

Ratna Sari,(2022), Tinjauan Yuridis Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat No. 13/2017 Tentang Penyelenggaraan Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Ada terhadap Hukum Nasional, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8, No. 2;http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/DD/article/view/6656/6068.

Septya Hanung Surya Dewi, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, Fatma Ulfatun Najicah,(2020) Kedudukan dan Perlindungan Masyarakat Adat Dalam Mendiami Hutan Adat, Jurnal Legislatif, Vol. 4, Nomor 1, https://journal.unhas.ac.id/index.php/jhl/article/view/12322.

D. Sumber Lainnya.

Azlani Agus (Tokoh Masyarakat Riau), Konflik Pulau Rempang, Walhi Pers, https://www.walhiriau.or.id/2023/09/13/konflik-pulau-rempang-oleh-hj-azlaini-agus-tokoh-masyarakat-riau/.

Dedy Priatmo, Menteri ATR/BPN : Masyarakat di Pulau Rempang Tidak Ada Yang Punya Sertifikat, Viva. Co.id, https://www.viva.co.id/berita/nasional/1636986-menteri-atr-bpn-masyarakat-di-pulau-rempang-tidak-ada-yang-punya-sertifikat https://nasional.tempo.co/read/1773350/menteri-hadi-tjahjanto-sebut-hpl-di-pulau-rempang-masih-dalam-proses-pengukuran.

https://repository.stpn.ac.id/3591/1/Problem_Agraria_Sistem_Masyarakat_Adat_2015-dikompresi.pdf.

https://www.jambione.com/kolom/1362972497/kasus-rempang-kepastian-hukum-terhadap-hak-milikdiatas-hak-pengelolaan-di-kota-batam?page=2.

Moh. Gunawan, Himad Purelang Bawa Ribuan Alat Bukti Pendaftaran Tanah Pulau Rempang Galang ke Komnas HAM, Poros Jakarta, https://www.porosjakarta.com/metro/062954158/himad-purelang-bawa-ribuan-alat-bukti-pendaftaran-tanah-pulau-rempang-galang-ke-komnas-ham?page=1.

Mumu Mujahidin, Sejarah Pulau Rempang Diungkap Peneliti BRIN: Melayu Galang, Orang Darat dan Orang Laut adalah Suku Asli Rempang, TVonenews.com, https://www.tvonenews.com/daerah/sumatera/153134-sejarah-pulau-rempang-diungkap-peneliti-brin-melayu-galang-orang-darat-dan-orang-laut-adalah-suku-asli-pulau-rempang?page=3.

Paisal Kumar, Kasus Rempang, Kepastian Hukum Terhadap Hak Milik Di atas Hak Pengelolaan di Kota Batam, Jambione.com.

Putu Oka Ngakan, et.al, Dinamika Proses Desentralisasi Sektor Kehutanan di Sulawesi Selatan: Sejarah, realitas dan Tantangan Menuju Pemerintah otonomi yang mandiri,CIFOR,2005, https://books.google.co.id/books?id=FykaUFIMZ1AC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false.

Ruslan Burhani, Legislator Meminta BPN Menerbitkan SHM Masyarakat Rempang, 19 Desember 2013, Antara.com,https://www.antaranews.com/berita/410330/legislator-minta-bpn-terbitkan-shm-kepualauan-rempang.

Sigar Aji Poerana, Prosedur Pengakuan Tanah Ulayat, Hukum Online, 12 Juni 2020, https://www.hukumonline.com/klinik/a/prosedur-pengakuan-tanah-ulayat-lt4f1654e73aad1/#_ftn2diakses Weka Kanaka, Fakta Masyarakat di Pulau Rempang, Telah Eksis Sejak Lama, https://travel.detik.com/travel-news/d-6941453/fakta-fakta-masyarakat-adat-pulau-rempang-telah-eksis-sejak-lama.

Yogi Eka Sahputra dan Eko Ari Wibowo, Menteri Hadi Tjahjanto Sebut HPL di Pulau Rempang Masih dalam Proses Pengukuran.




DOI: https://doi.org/10.35194/jhmj.v9i1.3773

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Hukum Mimbar Justitia INDEXED BY :

/