HARTA PASCA KEMATIAN SESEORANG (SOSIALISASI HUKUM WARIST ISLAM)

Cucu Solihah

Abstract


ABSTAK

Ketentuan harta dan peralihan harta dari pemilik harta (pewaris) kepada para ahli waris berlaku secara otomatis pasca kematian seseorang. Berlaku secara otomatis memberi arti bahwa pihak Pewaris tidak berhak mengatur harta pasca kematiannya demikian pula ahli waris tidak dapat menolak peralihan harta tersebut. Tujuan ditetapkannya ketentuan hukum waris dalam ajaran Islam tidak terlepas dari 5 tujuan hukum (maqodis syariah) yakni dalam rangka memelihara agama, jiwa, harta, keturunan, dan akal, selain itu terdapat keutamaan ketentuan hukum waris telah digariskan dalam ajaran Islam dengan lengkap dan sempurna, karena hakikat harta dalam Islam mutlak menjadi milik sang Tuhan semesta alam, sehingga sangat wajar Tuhanpun mempunyai aturan mengenai apa saja ruang lingkup harta waris, kepada siapa harta itu diberikan, berapa harta yang harus diberikan kepada masing-masing ahli waris, kapasitas manusia hanya menerima  amanah atas harta yang dititipkan kepada manusia.Terdapat ketentuan asas waris Islam yakni asas ijbari, bilateral, individual, keadilan berimbang,dan semata akibat kematian.

 

ABSTRACT

The provisions of the transition property and property of the owner of the treasure (heir) to the heirs apply automatically post the death of someone. Applies automatically give the sense that the Successor is not entitled to set the property of post death similarly heirs can't resist the transition the treasure. The purpose of the establishment of the provisions of the law of inheritance in Islam is inseparable from the 5 goals of the law (Sharia maqodis) i.e. in order to nourish the soul, religion, property, offspring, and reason, besides there is the virtue of the provisions of the law of inheritance was outlined in the Islamic teachings with the complete and perfect, because of the nature of property in Islam absolutely belongs to the Lord of hosts, so that very reasonable Tuhanpun have rules on what the scope of the estate, to whom property is given, how many treasures that should be given to each of the heirs of human capacity, only accepting the mandate over the treasure that is deposited to the mankind. There are basic provisions of Islamic inheritance IE ijbari, bilateral basis, individual, fairness, balanced, and is solely a result of the death.


Keywords


Harta; Warisan; AsasProperty; Inheritance; Basis

References


A. Buku

A.Rachmad Budiono, (1999) Pembaharuan Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti.

Amin Husein Nasution, (2012) Hukum Kewarisan Suatu Analisis Komparatif Pemikiran Mujtahid Dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, Rajawali Press.

H.M. Anshary, (2013) Hukum Kewarisan Islam Dalam Teori Dan Praktik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Miles B. Matthew, Huberman, A Michael (2006) Qualitatif data analisys, a sourebook of new methods, California, SAGE Publication inc.

Moh Rifai, (1978) Ilmu Fiqih Islam, Semarang, CV Toha Putra.

Muhammad Daud Ali, (1991) Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Muhammad Jawad Mughniyah, (2000), Fiqih Lima Mazhab, Jakarta, Lentera.

Rosdinar Sembiring, (2016) Hukum Keluarga Harta-Harta Benda Dalam Perkawinan, Jakarta, Rajawali Press.

Sayyid Sabiq, (2006) Fiqih Sunnah, Jakarta Selatan, Pena Pundi Aksara.

Syamsul Rijal Hamid, (2011) Buku Pintar Agama Islam, Bogor, Cahaya Salam.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie).

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.

C. Jurnal

Abd Halim, Kedudukan Janda Dalam Hukum Waris Adat, Perdata, Dan Islam: Kajian Integratif, Al-Mazahib, Volume. 5, Nomor. 2, Edisi Desember 2017.

Anita Kamilah dan M. Rendy Aridhayandi, Kajian Terhadap Penyelesaian Sengketa Pembagian Harta Warisan Atas Tanah Akibat Tidak Dilaksanakannya Wasiat Oleh Ahli Waris Dihubungkan Dengan Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Tentang Benda (Van Zaken), Jurnal Wawasan Hukum Sekolah Tinggi Hukum Bandung, Volume. 32, Nomor. 1, Februari 2015.

Arso, Hak Atas Kekayaan Intelektual (Haki) Sebagai Harta Bersama Perspektif Kompilasi Hukum Islam. Al-Daulah. Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam, Prodi Siyasah Jinayah Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Volume. 7. Nomor. 1. April 2017.

Mara Sutan Rambe, Proses akomodasi hukum Islam ke dalam hukum pidana, Jurnal Cita hukum Fakultas syariah dan hokum UIN Syarif Hidyatulloh Jakarta, Volume. 3 Nomor. 2 Desember 2015.

Mufidah, Sistem Hirarki Kelembagaan Badan Pengelola Zakat Zakat Di Indonesia (Tinjuan Pelaksanaan Undang-Undang No. 23 Tahun 2011), Jurnal Cita hukum Fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidyatulloh Jakarta, Volume. 4, Nomor. 2 Desember 2016.

D. Sumber lain

Anton Budiarto, Hukum Waris Adat, diakses pada laman https://antonbudiarto.files.wordpress.com/2010/10/1-pengertian.ppt, diunduh tanggal 4 Desember 2017.

Hendro Wibowo, Harta dalam Perspektif Islam, http://hndwibowo.blogspot.co.id/2008/06/harta-dalam-perspektif-islam.html, diakses pada tanggal 10 Januari 2017.




DOI: https://doi.org/10.35194/je.v1i2.199

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by:

Suryakancana University Research and Service Institute.

Suryakancana University Rectorate Building, Jl. Pasir Gede Raya-Cianjur, 43216,Tlp. 0263-270106, Fax.0263-261383, E-mail: je@unsur.ac.id 

Lisensi Creative Commons
Copyright:JE (Journal of Empowerment) This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.